Puji dan syukur patut kita naikkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga kegiatan Sarasehan Komisi Nasional Disabilitas dengan Panti Karya Hephata HKBP bersama 8 wilayah Pemerintahan Kabupaten sekitar Danau Toba berjalan dengan baik. Hal ini menjadi suatu kehormatan yang luar biasa bagi Panti Karya Hephata, yang dipilih menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini.
Dalam kesempatan yang baik ini, Panti Karya Hephata berserta lembaga pelayanan disabilitas sangat berbahagia karena lewat kegiatan ini dapat menambah wawasan, mengubah paradigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas khususnya berkolaborasi dengan Komisi Nasional Disabilitas guna meningkatkan pelayanan yang lebih baik terhadap penyandang disabilitas.
Kegiatan ini dibuka oleh MC, menyapa dan menyambut para tamu undangan yang hadir, acara selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya disertai dengan bahasa isyarat dan doa pembuka oleh calon Diakones Konia Rajagukguk serta kata sambutan dari Pimpinan Panti Karya Hephata yaitu Bapak Pdt. Binsar Nababan. Acara ini dihadiri oleh 3 komisioner nasional disabilitas yaitu : Dante Rigmalia, Jona Aman Damanik dan Rachmita Maun Harahap pemerintah dikawasan danau toba, Ibu Kepala Departemen Diakonia, Pdt. Debora Purada Sinaga, M,Th terkhusus untuk kehadiran lembaga pelayanan disabilitas seperti RBM GKPS, HKI, GBKP, Yapentra membuat acara ini semakin spesial.
Sarasehan ini membahas tentang pembangunan inklusif disabilitas, perlindungan dan HAM bagi penyandang disabilitas. Pemaparan materi dibuka oleh Ibu Dante Rigmalia selaku Ketua KND beliau menekankan kita agar melakukan pendekatan kepada penyandang disabilitas tujuannya untuk mengetahui bagaimana penyandang disabilitas mengalami beberapa aspek pembangunan inklusif disabilitas berbasis hak, memberikan rekomendasi kepada stakeholder, pemerintahan seperti Presiden dan berbagai pihak yang dapat mendukung hal tersebut.
Jona Aman Damanik selanjutnya menekankan beberapa kebijakan, kegiatan perlindungan, pelayanan yang setara dan berkeadilan dan menghilangkan stigma atau diskriminasi di tengah-tengah kehidupan penyandang disabilitas dan betapa pentingnya Pemerintahan Daerah (Perda) ikut ambil bagian dalam melakukan pelaksanaan, penghormatan, perlindungan hak bagi penyandang disabilitas dan bagaimana penggunaan anggaran desa dengan benar khususnya dalam membangun kehidupan penyandang disabilitas beliau menekankan pada UU nomor 8 tahun 2016 supaya tidak ada lagi diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dan dengan adanya UU tersebut, para penyandang disabilitas mendapat hak dan kesempatan yang sama.
Komisioner yang terakhir Dr. Rachmita Harahap menegaskan kita juga harus dapat membangun ekosistem daerah yang inklusif, ramah difabel dan aksesibel yang mana daerah yang inklusif dan aksesibel dapat memperlihatkan daerah yang memungkinkan akses yang tersedia untuk dimanfaatkan dan dipergunakan oleh individu penyandang disabilitas yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang setara dan berkeadilan karena hal tersebut merupakan faktor pendukung kesejahteraan sosial yang mempengaruhi perilaku, penerimaan dan stigma dari masyarakat setempat. Kita juga harus kita serta mengalami, memahami, merasakan dan membicarakan atau mengomunikasikan terkait pembangunan ekosistem yang inklusif ini secara kritis karena sangat bermafaat bagi penyandang disabilitas
Kadep Diakonia Ibu Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th menyambut baik semua pemaparan para komisionaris tersebut beliau mengatakan mengenai praktik layanan menuju 100 tahun Panti Karya Hephata pada tahun 2023, untuk menyambut jubileum tersebut Panti Karya Hephata berharap acara hari disabilitas nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 03 Desember 2022 diadakan di Panti Karya Hephata. Beliau juga mengatakan setiap jiwa yang dipenuhi sukacita dan mengandalkan Tuhan di dalam kehidupannya akan mampu hidup bersyukur seperti orang-orang yang ada di Panti Karya Hephata ini. Kita harus mensyukuri keberadaan Panti Karya Hephata ini karena pemerintah memberikan perhatian yang luar biasa bagi panti ini misalnya setiap tahun Panti Karya Hephata menerima dana bantuan sosial yang dapat dipergunakan untuk makanan, sandang, kesehatan, pendidikan, dll.
Memecahkan stigma, tetap berjuang untuk berkontribusi dan menyuarakan hak penyandang disabilitas merupakan tugas kita bersama. Seperti kegiatan Paralympic, kegiatan tersebut penting karena melalui kegiatan tersebut dapat mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh penyandang disabilitas dan kegiatan Paralympic ini boleh dilakukan untuk menunjang potensi penyandang disabilitas yang semakin berguna bagi lingkungan masyarakat dan negara. Semoga acara ini menjadi langkah awal untuk memulai kerjasama dengan Komisi Nasional Disabilitas yang tujuannya untuk mensejahterakan para penyandang disabilitas dengan penuh perhatian dan keadilan.
kegiatan yang bagus!