Parapat, 11-13 Maret 2022 Dalam rangka memperingati hari ulang tahun UMKM Kaldera toba yang terdiri dari tujuh kabupaten (Tapanuli Utara, Toba, Tobasa, Simalungun, Simangumban, HUMBAHAS,Dairi dan Karo ) di Open Stage Pagoda Parapat. Berhubungan dengan kegiatan tersebut diadakan kegiatan pameran yang terdiri dari dua kategori yaitu kuliner dan kriya (keterampilan tangan) selain itu juga adanya kegiatan bazar, fashion show, lomba memasak turut memeriahkan acara tersebut. kegiatan ini mendapat perhatian dari berbagai pihak dan turut menjadi sponsor kegiatan yaitu INALUM, WBI, LABERSA CONVENTION CENTER, JASA TIRTA, Toba Pulp Lestari, Bank Indonesia dll. Kegiatan ini juga dimeriahkan artis batak dan tim tor-tor dari putra putri setempat.
Panti Karya Hephata salah satu peserta UMKM yang mengikuti kegiatan pameran di bidang kriya. selama tiga hari kegiatan tersebut dilakukan dari awal sampai akhir menjadi sebuah kebanggaan dapat bergabung dengan UMKM Kaldera Toba. Selain itu meningkatkan kemampuan untuk produk-produk Hephata untuk semakin meningkatkan nilai dari setiap produk. Tim Panti Karya Hephata menerima berbagai saran dan masukan untuk pengembangan Kriya yang dihasilkan para difabel untuk semakin maju
Produk-produk yang dihasilkan para difabel juga tidak kalah dengan hasil karya tangan non-difabel. Seperti Namanya Panti Karya Hephata bukan untuk dikasihani tetapi para difabel dapat berbuat sesuatu ditengah masyarakat. Berbagai macam bentuk karya PK. Hephata seperti halnya gantungan kunci salib, gitar, strawberry, bentuk binatang, bentuk tas, bros, hiasan salib dinding yang semuanya dibuat dari manik-manik. Selain itu ada juga keset kaki, dompet kecil, masker, kantong persembahan, lilin aromaterapi dan lilin biasa.
Hal menarik dari setiap karya-karya yang telah disebutkan tidak terlepas dari seorang kordinator keterampilan yaitu Kellis Simanjuntak seorang Tuna Rungu Wicara, beliau didampingi oleh staf an Bikardo Siburian mereka membagi ilmu yang mereka miliki untuk anak dampingan yang lain seperti tuna grahitan sudah mampu membuat keterampilan dari manik-manik dan juga lilin.
Semoga lewat UMKM dari golongan difabel, dapat menjadi peluang mengkampanyekan pesan kesetaraan derajat dengan kalangan mayoritas non-difabel. Hal tersebut diharapkan semakin mampu mendorong budaya inklusi di dalam masyarakat.